BEKASI, deminimalistproperti.blogspot.com - Kondisi makro
ekonomi Indonesia boleh saja melambat dan Rupiah terpuruk, namun
sejumlah kalangan tetap optimistis sektor properti masih akan tetap
tumbuh positif.
Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan sektor properti di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan sektor properti di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sektor properti pernah mencatat indeks saham
tertinggi di atas kinerja indeks saham gabungan (IHSG) pada 2013.
Menariknya, indeks saham properti terus meningkat dan
lebih tinggi secara sektoral hingga sekarang. Padahal pada 2009-2012
kinerjanya di bawah IHSG.
ikasi dari pertumbuhan sektor
properti di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sektor properti pernah mencatat
indeks saham tertinggi di atas kinerja indeks saham gabungan (IHSG)
pada 2013.
Adapun total kapitalisasi pasar sektor properti mencapai Rp
250,88 triliun atau sekitar 6 persen dari total kapitalisasi pasar BEI
gabungan sembilan sembilan sektor yakni keuangan, kebutuhan konsumsi,
infrastruktur dan transportasi, perdagangan dan investasi, industri
dasar dan kimia, pertambangan, pertanian, dan industri lain-lain.
"Meskipun nilai kapitalisasi pasar sektor properti kecil
namun cukup likuid di pasar saham. Saat ini, terdapat 428 miliar lembar
saham yang diperdagangkan dari 45 emiten properti," kata Direktur Utama
Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito, saat berbicara di seminar nasional
"Membangun Properti Indonesia Melalui Pasar Modal, pekan ini.
Menurut Ito, pasar properti Indonesia sangat menjanjikan,
terutama jika dilihat dari segi jumlah populasi usia produktif yakni
sebesar 29 juta. Populasi sebanyak itu, merupakan potensi pasar bagi
pengembang untuk membangun hunian.
"Meskipun tahun 2014 kita menghadapi tantangan yakni
kebijakan moneter yang ketat, kondisi ekonomi domestik yang belum baik
dan berpengaruh terhadap depresiasi rupiah, dan situasi politik yang
memberikan pengaruh terhadap keputusan masyarakat membeli rumah. Namun
saya yakin properti akan tumbuh positif," tandas Ito.
Indonesia, imbuh Ito, cukup menjanjikan. Terlebih dari segi
pertumbuhan harga properti yang secara umum mendorong peningkatan laba
bersih para emiten.
0 comments:
Post a Comment